Sabtu, Januari 12, 2008

Polisi berkacamata hitam: Selamat siang! maaf, anda ditilang.


11 januari kmarin kayaknya bukan saat yang tepat buat berkendara tanpa STNK.

Skitar jam 14.oo saat diriku lewat di suatu jalan yang misterius ....(gak tau nama jalannya. pokoknya jalan di selatan jln mataram), seluruh pengandara roda dua yang lewat disuruh menepi oleh polisi2. setelah memastikan kalo kendaraanku adalah beroda dua jg, aku ikutan nepi. apesnya, stnk itu motor gak kbawa (shari sebelumnya make motor adikku, klupaan jd nya).

sbagai warga negara yang taat hukum, aku ngikutin prosedur tilang sesuai aturan yang ditunjuk Polantas2 tsb. singkat cerita, seluruh pelanggaran surat menyurat ditindak secara perdata "ditempat". Bayar Rp.20.000, bs jalan lg. Puluhan ato mungkin ratusan pelanggar mengalami prosedur serupa.

Skarang yang menjadi tanda tanya buat ku adalah: apa gunanya STNK?

STNK=surat tanda nomor kendaraan.
gunanya: mastiin kalo kendaraan dengan nomor kendaraan, nomor rangka dan nomor mesin sperti yang tertera adalah sah secara hukum sebaagi milik si pemilik nama.

lalu kalo gak punya STNK? toh bayar 20ribu beres. so? kendaraan2 tidak jelas status kepemilikannya pun bisa leluasa berada di jalanan.

ya gitu deh, dengan 20 rb rupiah motor curian pun bs dengan tenang menembus razia. UU cuma dibungkam dengan 2 lembar duit sepuluh ribuan.

tapi kalo gak gitu repot juga sih...., mesti ke pengadilan. saya juga senang bayar di tempat aja. hehe, sama2 untung ternyata... polisi senang, saya senang, maling motor senang, win win solution banget.

Hidup Indonesia...

Tidak ada komentar: