Minggu, Februari 24, 2008

Sekilas info


BUKTIKAN KEBANGGAAN ANDA DENGAN MENYIMPAN LOGO INI DI BLOG ANDA !!!
KENAPA LOGONYA GEDE-GEDE ... karena Kita Bangsa yang Besar tapi 'miskin' dan dianggap bodoh makanya dipandang sebelah mata sama negara-negara tetangga. Tidak gampang menemukan Logo yang tepat ditengah kultur sopan santun yang dijajah sangat kuat oleh eufemisme, kritik dibungkus dengan kata-kata sopan sehingga kehilangan rasionalitas dan esensi .
Fajar:Kata2 di atas dikopi dr www.bloggergarut.or.id

Senin, Februari 18, 2008

Nongkrong Asik



Buat sekedar ngabisin wkt ada tempat asik nih. lokasinya di jalan mnuju kompleks AAU jogja. dr situ kita bs ngliat aktifitas pesawat saat landing ato take off, karena lokasinya tepat di ujung timur runaway. Bisanya sore2 banyak yg nongkrong dsana.


Buat yang doyan game Flight Simulator, ato yang wkt kecil terobsesi jd pilot pesawat tempur (fajar bgt..), sru bgt loh bs mendengar getaran suara pesawat dr jarak dekat. Suaranya jauh lebih kencang dibanding yang dirasain kalo kita di kabin penumpang. So, ksana aja..! lewat jendela psawat, pramugari2 cakep jg kliatan kok (boong bgt)





Ngebut Yuk..

Gak nyampe sebulan lg seri motoGp bakal digelar. Stoner, Pedrosa ato Rossi y yang taun ini bakal membawa pulang piala plastik warna emas dan uang 23 milyar dalam bentuk cek kosong?

Buat yang ngikutin, berikut agenda serinya untuk tahun ini (yg ini serius..)


Moga2 2009 ada keajaiban yang membuat Sentul kebagian jatah. Bakal bela2in ke bogor deh.

Rabu, Februari 13, 2008

25 Tahun Sudah.

13 Feb 25 taun yg lalu ortuku maried. Uda nglewatin tahun Perak donk.
Selamat ya....

Selasa, Februari 12, 2008

Makin Tinggi Pendidikan Makin Gampang Menganggur

Ada artikel yang sepertinya menarik buat di baca neh.. Tulisan berikut saya ambil dari halaman Humaniora-Teroka, kolom Pendidikan Kompas cetak edisi 9 Feb 2008. Berikut kopiannya:

Fenomena ironis yang muncul di dunia pendidikan adalah semakin tinggi pendidikan seseorang, probabilitas atau kemungkinan dia menjadi penganggur pun semakin tinggi. Fenomena ini perlu mendapat perhatian serius dari dunia pendidikan dan industri.


Hal itu dikatakan pengamat pendidikan Darmaningtyas, Jumat (8/2). Menurut dia, hal itu melahirkan paradoks: dunia usaha mengeluhkan sulit mendapat tenaga kerja, di sisi lain lulusan sekolah dan perguruan tinggi kesulitan mendapat pekerjaan.


"Terlebih ada kecenderungan, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar keinginan mendapat pekerjaan yang aman. Mereka tak berani ambil pekerjaan berisiko seperti wiraswasta, trainer, atau penulis. Mereka pilih menganggur", ujarnya.


Terbatasnya daya serap tenaga kerja sektor formal di satu pihak, dan di pihak lain terjadi percepatan pertambahan tenaga terdidik, juga menyebabkan posisi tawar sarjana di Indonesia amat rendah. Posisi para pencari kerja lulusan perguruan tinggi berada pada posisi dilematis; diterima dengan gaji rendah atau menolak pekerjaan dengan risiko menganggur. Mereka yang realistis memilih bekerja dengan gaji rendah daripada idealis namun menganggur selamanya.


Darmaningtyas melakukan studi kasus pada iklan lowongan kerja di harian Kompas Minggu, 6 Januari 2008. Ada 405 lowongan pekerjaan, 4,19 persen mensyaratkan indeks prestasi minimum, lainnya menekankan pada kemampuan kerja individu dan tim, kemampuan berbahasa asing, terutama Inggris, kemampuan mengoperasikan program komputer, kemampuan berkomunikasi, dan pengalaman kerja.


"Itu justru tak diperoleh secara formal di bangku sekolah, sebaliknya didapat dari inisiatif dan kreativitas individu. Individu kreatif cenderung memiliki tingkat keberhasilan tinggi" ujarnya.


Lembaga pendidikan cenderung mengajarkan hafalan, kurang melihat konteks. Hal-hal seperti membangun jaringan, kreativitas, dan komunikasi kurang didapat dari sekolah.


Pengamat pendidikan Prof Winarno Surachmad menambahkan, jurang antara lulusan perguruan tinggi dan dunia kerja adalah isu lama. Dia melihat hal itu lebih disebabkan tak adanya link and match dunia pendidikan dan usaha. Pemberi pekerjaan (industri) pun tak terlalu hirau pada peningkatan sumber daya manusia bangsa secara umum. (INE).

ngejayus part #4


J 100:
Jeng Juminten Janda Judes, Jelek Jerawatan, Jari Jempolnya Jorok, Jualan Jamu Jarak Jauh Jakarta Jogja, Jatuh Jumpalitan Juminten Jerit-Jerit Jamu Jamu 77X


Buku perpus.
Seorang gadis cantik mendatangi front-desk Perpustakaan Umum. "Minggu yang lalu saya meminjam sebuah buku, tapi itu adalah buku yang paling membosankan dari semua buku pernah saya baca. Tidak ada cerita atau tidak jelas sama sekali, juga terlalu banyak karakter aneh!" Penjaga perpustakaan menyahuti, "Oh, pasti Andalah orangnya yang telah membawa buku telepon kami."


Tukar pasangan
Dua pasang muda mudi lagi piknik bersama ke suatu daerah pedalaman.
Pemuda 1: "Bagaimana kalo nanti malam kita tukaran pasangan?"
Pemuda 2: "Setuju saja."
Akhirnya malam itu merekapun bertukar pasangan.
Pemuda 1: "Eh, lagi ngapain ya cewek-cewek kita? Apakah mereka juga menikmati seperti kita?"

Senin, Februari 04, 2008

Gosip...

Dengar2 tarif seluler antar operator bakal turun signifikan loh.. (all operator).
sekitar 20-40%, per 1 april. tunggu aja britanya di tipi ato koran.

Jumat, Februari 01, 2008

Soeharto, Antara Pembela Wong Cilik dan Pembunuh demokrasi


Sebagai seorang yag pernah sangat berkuasa selama lebih dari 30 tahun, di dalam dirinya terlihat watak asli kekuasaan: menakutkan tapi jg memesona. Memesona karena selama ia berkuasa, ia dianggap sebagai pemimpin yang tegas, bijak, bersedia mengambil resiko, ahli strategi ulung, sistematis, berperilaku santun ketimuran dan sebagainya.


Semua orang pasti setuju dengan kebijakan2nya tentang pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan program SD Inpres. Dunia politik juga ”stabil”, jauh dari keributan. Kalo di jaman SD dulu kita perhatikan pemberitaan melalui TVRI, yang ada adalah berita2 tentang proses pembangunan. Soeharto dianggap berhasil melaksanakan program Keluarga Berencana. Indonesia diam2 menjadi negara contoh program pengendalian populasi dunia. Swa sembada beras? Lewat.. harga2 stabil.

Hu.. Takut...
Tapi di sisi lain, ia adalah penguasa yang menakutkan, otoriter serta tidak segan2 bertindak terhadap lawan politiknya. Pada jamannya, perbedaan politik adalah kriminal. Ia tidak hanya memonopoli kekuasaan tetapi juga memonopoli kebenaran politik.

Wajah seramnya bisa kita lihat dalam bentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Komkamtib) yang selalu siap bertindak apa saja demi ”ketertiban” dan ”keamanan” negara.

Pelanggaran HAM bagi para pelaku G30S/PKI dan ribuan orang tidak bersalah yang di cap PKI, aksi2 militer di Papua, Aceh, TimTim, makin melengkapi tampang seramnya. Pernah dengar Petrus (penembak misterius)? Kalu aku gak salah di pertengahan tahun 80an deh, aksi militer telah memasuki ranah sipil untuk memberi ”keamanan”. Hak hidup orang dengan tangan besi telah diakhiri tanpa proses hukum..
Hu...Takut...

Televisi Kita: ”he’s a perfect Man”
Sekarang, wajah yang menakutkan selama puluhan tahun itu menjadi lumer karena pemberitaan media yang mengangkat kisah sakit hingga meninggalnya sang mantan presiden.

Soeharto yang memiliki dua wajah tersebut di atas telah berubah menjadi tokoh besar yang seolah-olah tanpa cacat. Kebesarannya makin manjadi setelah pemerintah mengumumkan agar rakyat mengikuti masa berkabung nasional selama tujuh hari.

J Kristiadi say:
Semua itu tidak ada yang salah, namun bila bangsa ini tetap ingin menjadi bagsa yang besar, selain harus menghormati secara proposional pemimpinnya. Perlakuan yang berlebihan justru akan menimbul;kan dampak negatif karena kesalahan2 yang sangat manusiawi tidak dapat dijadikan pelajaran. Reformasi belum nyata, rakyat masih merindukan kembali ”zaman” orba (di mana harga stabil, beras murah, bensin murah, berita di tv Cuma yang baik2 saja).

Bung Fajar says: menurut saya, mereka yang ”mendewakan” soeharto adalah mereka2 yang merasa tidak nyaman dengan kondisi sekarang. Mereka juga adalah golongan2 yang terbuai dengan ketenangan (semu) yang ditawarkan orba. Politik tenang, jelas dong, yang bersuara dikit pasti udah di culik. Media cetak yang sedikit vokal dibredel, aktivis HAM yang aktif diculik, sumber berita Cuma dr TVRI (humasnya orba).
Dia adalah pemimpin yang baik, dalam artian terlepas dari caranya, dia memiliki tujuan yang baik, sehingga patut dihargai. Namun, sebagai pemimpin dia juga memakai sebagian kekuasaannya secara tidak konstitutional, harus ditindak donk.
Dia telah meninggal, sebagai orang beragama sudah sewajarnya kita memaafkan segala kesalahannya sebagai manusia.
Tapi secara hukum, jalan masih panjang dab...
(sok tau aja y, padahal pengantar ilmu hukum dapet C)

Terinspirasi dari artikel analisis politik J kristiadi (kompas cetak, 29 januari 2007)

Beberapa Peristiwa Pelanggaran HAM di Era Soeharto

gak usah di baca detail, buat ngingatin aja..
Aceh (1976-1983) pembunuhan dan penghilangan paksa dlm operasi militer terbatas
Aceh (1989-1998) Operasi Militer II, tewas: 119 orang.
Lampung (1989) peristiwa talangsari, korban kelompok muslim, hilang: 246 orang.
Jakarta (1984) Peristiwa tanjung Priok, tewas 24 orang, luka berat 36 orang.
Jakarta (1996) peristiwa 27 Juli, korban simpatisan PDI, tewas: 5 orang, hilang: 23 orang
Majalengka (1993) Peristiwa Haur Koneng, tewas: 5 orang..
Jawa Barat (1965) Peristiwa G 30S koraban tewas berkisar 78.000 – 3.000.000 orang.
Jawa (1981-1983) Penembakan Misterius (Petru) korban diduga pelaku kriminal, korban tewas 5.000 orang. Terjadi di DKI jkt, Jabar, Jateng, DIY, dan Jatim.
Jawa (1985-1988) penyiksaan kelompok Usro, korban aktivis Muslim.
Madura (1993) peristiwa waduk Nipah, Sampang. Tewas: 4 orang.
Pulau Buru (1993) penahanan akitivis politik, sekurangnya 10.000 orang.
Papua (1976-1995) Pembunuhan dan penghilangan paksa dalam operasi militer terbatas, tewas, cacat, penyiksaan, penculikan, dan hilang sekitar 1000.000 orang.

sumber: litbang Kompas